Posting byAsepMelodic, sabtu 15 sept 2012.
Heboh, Foto Eksekusi Penduduk Sipil Indonesia Saat Agresi Belanda 1947-1949
Realnews - Pada awal bulan Juli ini di negeri Belanda sedang hangat hangatnya membicarakan sejarah Aksi Polisionil Belanda di Indonesia antara 1947-1949. Semua berawal dari sebuah album foto yang ditemukan secara tidak sengaja di sebuah tempat sampah di Kota Enschede dan dimuat pertama kali oleh koran VOLKSKRANT, salah satu koran terbesar di Belanda.
Di Belanda sendiri, sejarah tentang aksi
polisionil tidak diajarkan secara mendetil dalam kurikulum mereka,
seolah seperti bagian yang ingin dipetieskan, berikut adalah artikel
koran yang pertama dimuat tanggal 10 Juli 2012.
Berikut adalah terjemahannya :
Foto foto pertama dari eksekusi pasukan Belanda di Indonesia
Lidy Nicolasen – 10 Juli 2012 , 07:35
Untuk pertamakali dalam sejarah, foto dari sebuah eksekusi ditemukan,
kemungkinan foto foto dari eksekusi yang dilakukan oleh tentara belanda
selama masa aksi polisionil di negara jajahan Hindia Belanda. Foto foto
ini ditemukan dalam album foto pribadi seorang tentara yang dikirim
pemerintah belanda ke Indonesia dalam sebuah misi militer.
Dalam foto foto ini dapat dilihat
eksekusi dari tiga pria indonesia. Mereka berdiri dengan punggung mereka
menghadap kearah regu tembak yang berdiri pada sisi lain sebuah parit,
foto menunjukkan momen ketika mereka ditembak. Parit dipenuhi dengan
mayat mayat nrang yang dieksekusi, terlihat dari foto kedua. Pada sisi
sebelah kiri anda bisa melihat dua personil militer belanda yang bisa
dipastikan dari seragam mereka.
Belum pernah ada sebelumnya
Tim ahli dari Institue Dokumentasi Perang ( Ned Indie Oorlog Documentation) dan Institut Sejarah Militer Belanda ( NIMH ) mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat foto foto ini sebelumnya “ ini bukan foto sembarangan dan tentu saja tidak benar jika setiap veteran membawa foto semacam ini pulang” seorang pegawai NIMH mengatakan demikian. Demikian juga bagi NIOD foto foto ini tidak dikenali sebelumnya , tegas Rene Kok: “kami memiliki banyak album disini, sebenarnya kami mengharapkan gambar seperti ini muncul dan momen ini ternyata adalah saat ini, gambar ini tidak pernah saya lihat sebelumnya”.
Tim ahli dari Institue Dokumentasi Perang ( Ned Indie Oorlog Documentation) dan Institut Sejarah Militer Belanda ( NIMH ) mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat foto foto ini sebelumnya “ ini bukan foto sembarangan dan tentu saja tidak benar jika setiap veteran membawa foto semacam ini pulang” seorang pegawai NIMH mengatakan demikian. Demikian juga bagi NIOD foto foto ini tidak dikenali sebelumnya , tegas Rene Kok: “kami memiliki banyak album disini, sebenarnya kami mengharapkan gambar seperti ini muncul dan momen ini ternyata adalah saat ini, gambar ini tidak pernah saya lihat sebelumnya”.
Para sejarawan tidak meragukan
keotentikan foto , namun tentang lokasi tepatnya dan kondisi eksekusi
belum diketahui, kemungkinan riset lebih jauh akan dapat memberikan
lebih banyak detail.
Pemilik foto adalah seorang prajurit dari
Enschede. Dia sudah meninggal. Dia dikirim sebagai tentara wajib
militer pada 1947 tepat sebelum agresi pertama dan kembali pada 1950
setelah Belanda menyetujui kemerdekaan Indonesia. Dia bertugas pada
batalion artileri. Sejarah tentang batalionnya tidak pernah menuliskan
tentang eksekusi. Namun tetap saja memungkinkan bagi pasukan artileri
untuk mengawal pasukan infantri atau pasukan khusus yang melakukan
eksekusi.
Eksekusi yang dikenal adalah Rawagede di
Jawa Barat dan di Sulawesi Selatan. Tahun lalu keluarga korban dari
pembantaian Rawagede telah mendapatkan uang kompensasi dari pemerintah
Belanda. Pemerintah belum merespon mengenai tuntutan hukum mengenai
pembantaian di Sulawesi Selatan. Tidak diketahui jumlah korban orang
Indonesia secara pasti dari kedua aksi tersebut.
Prajurit pemilik foto ini tidak pernah
membicarakan keberadaan dari foto ini. Dan mungkin saja tak seorangpun
akan menyadari album fotonya jika mereka tidak menemukannya di tempat
sampah di Enschede. Tidak diketahui siapa yang telah membuangnya.
Pemilik album ini tidak memiliki anak dan hidup sendirian dalam beberapa
tahun terakhir.
TEMPAT SAMPAH
Seorang pegawai pemerintah kota Enschede menemukan album tua di sebuah tempat sampah, pegawai ini memang mengoleksi foto foto untuk mengilustrasikan kehidupan dari warga kotanya sendiri. Album ini pasti akan tetap ada ditempat sampah seandainya dia tidak menyadari foto dari tawanan, ketika itu dia melihat lebih dekat ke album foto dan baru menyadari bahwa dia menemukan album foto dari sebuah eksekusi.
Seorang pegawai pemerintah kota Enschede menemukan album tua di sebuah tempat sampah, pegawai ini memang mengoleksi foto foto untuk mengilustrasikan kehidupan dari warga kotanya sendiri. Album ini pasti akan tetap ada ditempat sampah seandainya dia tidak menyadari foto dari tawanan, ketika itu dia melihat lebih dekat ke album foto dan baru menyadari bahwa dia menemukan album foto dari sebuah eksekusi.
Saat ini tiga institut penelitian sejarah
meminta pemerintah untuk melakukan investigasi ulang dari aksi
polisionil antara 1949 hingga 1950 untuk lebih mengungkapkan fakta
tentang perang di Indonesia. Pemerintah belum memberikan jawaban. Publik Belanda pun mulai membicarakan
berita ini baik yang pro maupun yang kontra, namun di negara kita sama
sekali tidak mengetahui berita ini, tak ada satupun media di Indonesia
yang mengangkat masalah ini dan inipun menguatkan opini publik Belanda
ketika pertama kali foto ini ditemukan dan dimuat ,dimana mereka
mengatakan “Untuk apa kita meributkan kejadian ini? orang Indonesia sendiri saja tidak peduli dengan kejadian ini dan sejarah mereka”.
Benarkah generasi Indonesia saat ini adalah generasi yang memang tidak peduli dengan sejarah bangsanya? Benarkah
opini mereka? Layakkah bagian dari kisah perjuangan dan pengorbanan
para pendahulu kita untuk dihapuskan, dilupakan dan seperti kisah
ini……dibuang di tempat sampah?
Tampak dalam foto mereka yang tanpa
seragam tempur maupun persenjataan, bisa jadi mereka adalah warga sipil,
namun bagi warga sipil sekalipun membutuhkan nyali yang besar bahkan
hanya untuk menutup mulut tentang jumlah kekuatan maupun keberadaan
pejuang RI, hingga bagaimana mereka melihat kawan mereka bergelempangan
satu persatu diterjang peluru dan tetap tegar bersikap tidak
kooperatif.
Tampak dalam foto tiga orang yang berdiri dengan ceceran darah didekatnya yang menunjukkan telah terjadi eksekusi sebelumnya.
Jika kawan kawan memiliki kepedulian
terhadap kisah sejarah ini mohon bantulah untuk share artikel ini, agar
bangsa kita tahu apa yang sedang terjadi di Belanda dan untuk mematahkan
anggapan bahwa bangsa Indonesia tidak peduli dengan sejarahnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar